Abu Nawas yang dikenal dan banyak digunakan humoris, lucu lagi konyol Ia sering kali bikin kerbutan, bahkan sudah sering pula mempermalukan raja di depan umum. Maka sudah masuk akal raja geram. Murka baginda raja sudah diubun-ubun. Ia ingin membalas perbuatan Abu Nawas itu. Apalagi sesudah Raja tahu Abu Nawas takut sama Beruang. Raja segera mengundang Abu Nawas untuk berburu. Raja yakin Abu Nawas nanti akan ketakutan dihutan.
"Tuanku, hal ini alasannya ialah kuda yang Paduka memberikankan kepada hamba merupakan kuda pilihan.... sehingga sanggup menghantar hamba hingga ke kempat ini dengan pakaian yang tetap kering" tpendapat Abu Nawas.
Suatu hari, rencana berburu itu datang. Para prajuritpun berangkat menjemput Abu Nawas. Dia pribadi bergidik mendengar keterangan prajurit yang memmemberikantahu perintah raja. Tetapi, belum sempat rombongan hingga kehutan. cuaca tiba-tiba berubah mendung ibarat mau hujan. Saat mengetahui hal tersebut raja mengubah siasatnya dan memanggil Abu Nawas untuk menghadap :
"Wahai Abu Nawas, tahukah kau kenapa saya memanggilmu?" tanya raja.
"Tuanku, hamba minta ......maaf! Hamba benar-benar tak tahu kenapa Paduka memanggil hamba,"tpendapat Abu Nawas.
"Kau lihat! hujan akan segera turun, hutan masih jauh, maka kau kumemberikan kuda untuk menyelamatkan diri dari hujan. Tapi sayang kau kebagian kuda lambat. Nanti siang kita berkumpul ditempat istirahat. Jika nanti hujan turun, kita tiruana harus sanggup selamatkan diri biar pakaian tetap kering. kini kita berpencar," perintah raja dengan senyum seakan mengejek kuda yg lamban. Raja dan para prajurit punya kuda yang gagah dan larinya kencang.
Setelah Raja dan para prajurit bergerak, Abu Nawas tertinggal, ia sadar bahwa dirinya sedang dijebak. Raja bersana rombongan menungang kuda secepat mungkin. Namun tetap saja pakaian Raja dan para prajurit berair kuyup ketika tiba di lokasi daerah berkumpul. Abu Nawas pun tiba paling final dengan kuda lambatnya dan anehnya baju dibadanya tidak basah. Raja terbengong, nyaris tak percaya, alasannya ialah dengan kuda yg larinya kencang raja tetap berair kuyup. Raja pun memanggil Abu Nawas untuk kembali menghadap :
"Wahai Abu Nawas, mengapa pakaianmu tidak berair walau sudah kehujanan?" tanya raja.
"Tuanku, hal ini alasannya ialah kuda yang Paduka memberikankan kepada hamba merupakan kuda pilihan.... sehingga sanggup menghantar hamba hingga ke kempat ini dengan pakaian yang tetap kering" tpendapat Abu Nawas.
Hmmm.... begitukah?? Kalau begitu, alasannya ialah pakaianku basah maka kita tunda saja perburuannya besok..... dan kita bertukar kuda.... saya ingin tahu sehebat apa kuda yang kau pakai sekarang.
Akhirnya pada hari memberikankutnya, Raja memmemberikannya kuda yg cepat. Raja menggunakan kuda lambat yang digunakan Abu Nawas kemarin.... Usai berpencar, hujan kembali turun, bahkan ludang keringh deras dari hari kemarin. Dan Rja beserta prajuritnya pun berlari dengan sekencang-kencangnya. Namun, masuk akal bila raja dan prajurit berair kuyup alasannya ialah kuda yg ditunggangi raja lambat larinya.
Tatkala waktu berkumpul tiba, Abu Nawas sudah ludang keringh awal santai ditempat peristirahatan. Raja dan rombongan menyusul dengan pakaian berair kuyup ludang keringh dari kemarin. Lagi-lagi Raja heran melihat pakaian Abu Nawas tetap kering. Maka Rajapun penasaran.
"Wahai Abu Nawas, ternyata kau berbohong kepadaku.... kemarin kau bilang kuda yang kupakai kini ni merupakan kuda pilihan. Tetapi, kuda yang benar-benar lambat. Yang saya herankan mengapa engkau tak berair kuyup walaupun menunggangi kuda yang manapun juga?" tanya raja.
"Mohon ampun Paduka... hamba tidak berbohong.... kuda yang hamba pakai kemarin memang benar-benar kuda pilihan dan kuda yang hamba pakai kini ini ludang keringh pilihan lagi.... dan mengenai pakaian hamba yang kering tpendapatannya sangat gampang." Jawab Abu Nawas.
"Gampang bagaimana? Tatkala saya menggunakan kuda kencang, saya tak sanggup mencapai daerah berteduh, apalagi kuda lambat.
"Maaf Baginda...., bahwasanya hamba tidak menyelamatkan diri. Kadab hujan turun, Hamba cepat-cepat melepaskan pakaian, lalu melipat dan mendudukinya dengan rapat biar tidak berair diguyur hujan. Hamba lakukan hingga hujan kembali reda," Jawab Abu Nawas memecahkan ingin tau baginda raja.
Hikmah dari dongeng di Atas :
Apa yang dilakukan oleh baginda raja merupakan hal yang umum dilakukan orang-orang jaman sekarang. Banyak orang yang memiliki tujuan tertentu.... namun langkah-langkah yang mereka ambil tidak FOKUS kepada tujuan yang hendak mereka capai tersebut. Namun justru memseriuskan diri kepada hal-hal yang lain. Akibatnya apabila mereka gagal mencapai tujuan mereka.... seringkali mereka menyalahkan segala keterbatasan yang mereka miliki.... entah berupa minimnya uang, tenaga ataupun sarana transportasi yang mereka miliki.... Kaprikornus antara tujuan yang mereka menetapkan dengan langkah-langkah yang mereka ambil tidak sejalan dan bahkan saling bertentangan. Sehingga masuk akal saja bila mereka tidak sanggup mencapai tujuan mereka.
Kaprikornus apabila kita memiliki tujuan tertentu.... maka kita harus memseriuskan diri pada tujuan kita tersebut walaupun dengan segala keterbatasan yang ada pada kita. Dan langkah-langkah yang kita ambil harus sejalan dengan tujuan tersebut.
Wokee.... : D
Advertisement