'/> Reaksi Reduksi Dan Oksidasi -->

Info Populer 2022

Reaksi Reduksi Dan Oksidasi

Reaksi Reduksi Dan Oksidasi
Reaksi Reduksi Dan Oksidasi
DEFINISINYA !
Oksidasi :
  • pelepasan elektron ( dalam reaksi elektron berada di ruas kanan )
  • menangkap oksigen
  • melepas Hidrogen
  • Bilangan Oksidasi (Biloks)nya bertambah
Reduksi :
  • penangkapan elektron (dalam reaksi elektron berada di ruas kiri )
  • melepas oksigen
  • menangkap Hidrogen
  • Bilangan Oksidasi (Biloks)nya berkurang
Reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami dua kejadian yaitu reduksi dan oksidasi (ada perubahan Biloks satu atau ludang kecepeh unsur yang bereaksi).
Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang hanya satu jenis unsur yang mengalami reduksi dan oksidasi.

Untuk memilih reaksi redoks (reduksi-oksidasi) tidak selalu menghitung evaluasi biloksnya lantaran kadang2 sanggup ditentukan dengan cepat, sebagai teladan :

 







penentuan reaksi redoks di atas menurut penerimaan/pelepasan oksigen. Fe2O3 menjadi Fe merupakan reaksi reduksi lantaran melepas oksigen. Sedangkan CO menjadi CO2 merupakan reaksi oksidasi lantaran jumlah oksigennya bertambah

 


penentu reaksi redoks di atas menurut penerimaan /pelepasan Hidrogen. Jika jumlah Hidrogennya berkurang berarti oksidasi sedangkan kalau bertambah berarti reduksi.

 

penentuan reaksi redoks di atas menurut penerimaan/pelepasan elektron. Cuba perhatikan muatan Cu, pada awalnya Cu biloksnya (bilangan oksidasinya) = +2 kemudian menjelma Cu yang biloksnya = 0 sehingga biloksnya turun. Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi lantaran terjadi penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan Muatan Mg berubah dari mula2 biloksnya = 0 menjadi = +2 sehingga sanggup digolongkan reaksi oksidasi.

Reaksi redoks di atas sanggup dipisahkan menjadi 1/2 reaksi, yakni reaksi oksidasi dan reaksi reduksi sehingga pelepasan/penerimaan  elektron akan terlihat.

Oksidasi :  Mg  --->  Mg+2 + 2e
Reduksi :   Cu+2  + 2e  --->  Cu

dalam reaksi tersebut terlihat bahwa Mg mengalami kenaikan muatan yang mula2 tidak bermuatan menjadi bermuatan +2. Muatan Mg bertambah +2 berarti Mg mengalami kejadian pelepasan elektron sebanyak 2 buah. Pelepasan elektron dalam reaksi ditulis sebagai "e" yang artinya "elektron" yang bermuatan -1 dan  ditulis di ruas kanan yang artinya elektron terlepas dari Mg. Sehingga muatan di ruas kiri dan kanan menjadi seimbang..... coba perhatikan... Mg di ruas kiri muatannya nol berarti total muatan di ruas kiri juga = 0 (nol).... kini Mg di ruas kanan muatannya +2 dan terdapat 2 elektron yang  masing2 muatannya -1 sehingga total muatan di ruas kanan = (+2)  + (2.-1) = 0 (nol). Pada Cu terjadi kebalikannya yaitu penangkapan elektron (e).

Pada Mg digolongkan sebagai reaksi oksidasi lantaran terjadi pelepasan elektron sedangkan Cu digolongkan sebagai reaksi reduksi lantaran terjadi penangkapan elektron. Pada reaksi total/gabungan reaksi oksidasi dan reduksi pelepasan/penerimaan elektron tidak akan terlihat lantaran kalau digabung jumlah elektron di ruas kiri sama dengan di ruas kanan. Jika ada unsur yang sama di ruas kiri dan kanan maka akan saling menghilangkan. Agar sanggup memilih suatu unsuk mengalami oksidasi/reduksi kita harus sanggup memilih bilangan oksidasi (biloks) dari unsur tersebut.

Unsur yang bilangan 0ksidasi (biloks)nya bertambah berarti mengalami reaksi oksidasi sedangkan unsur yang bilangan oksidasi (biloks)nya berkurang merupakan reaksi reduksi. Untuk memilih biloks ada aturan/patokannya.

PATOKAN penentuan Bilangan Oksidasi (Biloks)
  1. Biloks atom dalam unsur tunggal =  0 . Contoh Biloks Cu, Fe, H2, O2 dll = 0
  2. Golongan IA ( Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr ) biloksnya selalu +1
  3. Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr dan Ba ) biloksnya selalu +2
  4. Biloks H dalam senyawa = +1, Contoh H2O, kecuali dalam senyawa hidrida Logam (Hidrogen yang memberikankatan dengan golongan IA atau IIA) Biloks H = -1, misalnya: NaH, CaH2 dll
  5. Biloks O dalam senyawa = -2, Contoh H2O, kecuali OF2 biloksnya = + 2 dan pada senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) biloksnya = -1 serta dalam senyawa superoksida, misal KO2 biloksnya = -1/2. untuk mempermemperringan dan sepele tanpa banyak hafalan....bila atom O atau H memberikankatan dengan Logam IA atau IIA maka biloks logamnyalah yang ditentukan terludang kecepeh berlalu dan silam dan biloks O dan H nya yang menyesuaikan (besarnya sanggup berubah - ubah)
  6. total Biloks dalam senyawa tidak bermuatan = 0, Contoh HNO3 : (Biloks H) + (Biloks N) + (3.Biloks O) = 0 maka dengan mengisi biloks H = +1 dan O = -2 diperoleh biloks N = +5
  7. Total BO dalam ion = muatan ion, Contoh SO4
-->2- = (Biloks S) + (4.Biloks O) = -2 maka dengan mengisi biloks O = -2 diperoleh biloks S = +6
selain hafalan di atas kita juga sebaiknya menghafal beberapa ion Poliatom yang sering keluar dalam soal lantaran hafalan ion Poliatom tersebut juga diharapkan dalam memilih harga biloks. 

Tabel Ion Poliatom yang Penting :


misal : biloks Cu dalam CuSO4 sanggup dihitung dengan (1 x biloks Cu) + (1 x biloks total ion SO4) = 0 maka dengan mengisi biloks ion SO4  = -2 diperoleh :

                                                  biloks Cu + (-2) = 0  ---> sehingga biloks Cu = +2

Contoh lainnya.... untuk memilih biloks P dan Fe dalam Fe3(PO4)2 kita harus bentuk anion poliatomnya, yakni  PO43- sehingga  :
                                                 (1 x biloks P) + (4 x biloks O) = -3
                                                 biloks P + (-8) = -3 sehingga biloks P = + 5

kemudian biloks Fe sanggup dicari dengan : 
                                                (3 x biloks Fe) + (2 x muatan PO4) = 0
                                                (3 x biloks Fe) + (-6) = 0
                                                3 x biloks Fe  =  + 6 ---> sehingga biloks Fe = + 6/3 = +2

namun untuk mencari biloks salah satu unsur saja.....sedangkan biloks unsur2 yang lainnya sudah diketahui (ada hafalannya) maka biloks unsur tersebut  sanggup ditentukan secara pribadi tanpa harus menghafal muatan ion poliatomnya  :

contohnya : Tentukan biloks Cr dalam H2Cr2O7...?
                     (2 x biloks H) + (2 x biloks Cr) + (7 x biloks 7) = 0
                     (2 x (+ 1))  +  (2 x biloks Cr)  +  (7 x (-2))  =  0
                     (2 x biloks Cr) + (-12) = 0  --->  sehingga biloks Cr = +12/2 = +6

Dalam reaksi redoks juga dikenal istilah reduktor dan oksidator :
Reduktor zat yang mengalami oksidasi (Biloks naik)
Oksidator zat yang mengalami reduksi (Biloks turun)

                                                                                      
Advertisement

Iklan Sidebar