Yang ini Bukan Hercules, tokoh mitos yang dikenal sebagai insan setengah Dewa, pUtra dari Zeus.Namun yang ini yaitu tokoh yang berasal dari Tanah Abang, dan mungkin banyak orang akan gentar mendengar namanya.Ya Hercules, yang hingga kini dikenal sebagai Senior Preman disegani di Jakarta dan sekitarnya.Bahkan namanya kerap dihubung-hubungkan dengan para tokoh dan mantan petinggi militer, ibarat Prabowo Subianto.
Benarkah Hercules yaitu preman yang tak mempunyai hati, berdarah hirau taacuh dan bisa membunuh insan kolam membunuh lalat?,,
Menurut ratifikasi Hercules, dirinya masuk ke Jakarta pada sekitar tahun 1987. Awalnya Hercules masuk di Hankam Seroja penyandang cacat ketika dirinya mendapat luka di pecahan tangan dalam Operasi Seroja dan mendapat training keterampilan di sana. “Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan sesudah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati,” kata Hercules.
Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal hingga sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang dikenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, ibarat diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.
Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus beliau hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak sanggup tenang. Pedang selalu melekat di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap ketika musuh sanggup menyerang,” ungkapnya
Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di tempat Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku memakai tangan tiruan. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.
Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang yaitu kengerian. Banyak sudah kisah perihal sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemdiberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga perihal pendudukan tanah di beberapa tempat Jakarta yang menimbulkan terjadi bentrokan antar-preman.
Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok Hercules malang melintang di tempat perdagangan Tanah Abang. Tak heran kalau bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules sama dengan Tanah Abang.
Banyak kisah dari laki-laki yang berjulukan komplit Hercules Rozario Marshal ini. Mulai sepak terjangnya kadab memulai menjadi preman di Jakarta, isu kedekatannya dengan Prabowo Subianto, hingga pengakuannya yang kini belum pernah membunuh orang dan soal mitos yang menyebut dirinya kebal peluru.
Meski tubuhnya kecil, nyali cowok kelahiran Timtim (kini Timor Leste) 45 tahun kemudian ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali beliau dijebak dan dibacok 16 tusukan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu kadab, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke pecahan belakang kepala tapi tak juga menciptakan nyawa cowok berambut keriting ini tamat. Ada isu beliau memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang hero di Badui Dalam.
Pada suatu kesempatan ada yang mencoba menanyakan salah satu mitos yang beredar di kalangan masyarakat yaitu apakah Hercules kebal peluru? Dengan tersenyum Hercules, membantah hal itu. “Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat alasannya berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu menciptakan saya selamat,” uangkapnya.
Di balik cerita-cerita angker mengenai dirinya, jarang yang mengetahui bahwa ternyata Hercules yaitu peserta penghargaan Bintang Seroja dari pemerintah, ketika bergerilya di Timor Timur.
Di balik sosok yang menyeramkan ini juga , ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak insiden kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi belum dewasa korban kebakaran. Begitu juga kadab terjadi tragedi alam tsunami di beberapa wilayah, Hercules memdiberi sumbangan beras dan pakaian. Soal beras, memang tidak menjadi soal baginya alasannya Hercules mempunyai tujuh hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga sumbangan materi bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules yaitu kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.
Maka jangan kaget kalau Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, kadab Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal semoga forum pendidikan itu sanggup terus berjalan dan berkembang.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ.
Walau bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap berpegang teguh pada skor-skor budaya Timor Leste. Hal ini terlihat terang ketika sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain yaitu saudara sepupu Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.
Menurut pegakuan Hercules , beliau beberapa kali berurusan dengan kepolisian. Meski pernah dipenjara beberapa waktu, Hercules mengakui hingga ketika ini dirinya belum pernah sekali pun melaksanakan tindakan pembunuhan dan pemerasan. Dalam kasus penyerangan ke kamar Jenazah RSCM, Hercules menyebutkan ketika itu ditahan selama 60 hari dan pada kasus Indopos, dirinya ditahan selama 40 hari.
“Saya tidak pernah ditahan alasannya membunuh orang, memeras orang. Nama saya di kepolisian masih membersihkan. Mudah-gampangan tidak ada,” ucapnya.
Dalam kasus premanisme, lanjut Hercules, preman berasal dari kata free-man yang berarti orang bebas. Banyaknya preman yang muncul dikarenakan problem pendidikan dan tidak dimilikinya keterampilan untuk berkembang. Namun kalau preman itu melaksanakan tindakan kekerasan maka yaitu tanggung balasan kepolisian untuk menindaknya.
Biasanya preman ini berakhir bekerja sebagai debt collector. Hercules pun juga mengakui dirinya pernah bekerja debt collector.”Ya kalau tidak dibayar ya saya tagih,” katanya.
Mengenai pertobatannya, beliau mengungkapkan bahwa semenjak tahun 2006 lalu, beliau memutuskan memulai pertobatannya. Kini Hercules mengaku memasuki dunia bisnis ibarat kapal, dan perikanan. “Manusia hidup sementara. Mati akan dipanggil satu-satu, tinggal menunggu kematian. Sekarang, saya sadar, saya bertobat, masuk dunia bisnis dan membantu insan yang membutuhkan,” kata Hercules yang menyebut pertobatan Hercules ini dimulai semenjak 10 tahun yang lalu.
Hercules pun menciptakan ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan ormas ini Hercules berharap sanggup membantu masyarakat lainya yang tidak sengaja musibah.
Kalau dityanya soal kedekatan Hercules dengan Prabowo. Hercules menegaskan bahwa dirinya dengan Prabowo Subianto mempunyai kedekatan penuh amarah. Hal itu dikarenakan dirinya bersama Prabowo yaitu alumni dari Timor Timur. Namun, tidak hanya kepada Prabowo saja Hercules akrab secara penuh amarah, laki-laki ini juga mengaku akrab dengan orang-orang yang sama-sama berjuang di Timor Timur.(sumber)
Benarkah Hercules yaitu preman yang tak mempunyai hati, berdarah hirau taacuh dan bisa membunuh insan kolam membunuh lalat?,,
Berikut Kisah Biografi Hercules - Sang Preman tanah abang
Hercules Rosario Marshal yaitu nama aslinya… ia ternyata merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI kadab terjadi ketegangan Timor-timur sebelum jadinya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah kalau sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASUS kadab menggelar operasi di Tim-tim. Namun nasib lain hinggap pada dirinya, tragedi alam yang dialaminya di Tim-tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta.Menurut ratifikasi Hercules, dirinya masuk ke Jakarta pada sekitar tahun 1987. Awalnya Hercules masuk di Hankam Seroja penyandang cacat ketika dirinya mendapat luka di pecahan tangan dalam Operasi Seroja dan mendapat training keterampilan di sana. “Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan sesudah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati,” kata Hercules.
Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal hingga sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang dikenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, ibarat diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.
Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus beliau hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak sanggup tenang. Pedang selalu melekat di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap ketika musuh sanggup menyerang,” ungkapnya
Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di tempat Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku memakai tangan tiruan. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.
Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang yaitu kengerian. Banyak sudah kisah perihal sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemdiberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga perihal pendudukan tanah di beberapa tempat Jakarta yang menimbulkan terjadi bentrokan antar-preman.
Belum lagi sejumlah tawuran antar-geng yang merenggut korban jiwa atau luka-luka. Sejak pertengahan 80-an kelompok Hercules malang melintang di tempat perdagangan Tanah Abang. Tak heran kalau bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules sama dengan Tanah Abang.
Banyak kisah dari laki-laki yang berjulukan komplit Hercules Rozario Marshal ini. Mulai sepak terjangnya kadab memulai menjadi preman di Jakarta, isu kedekatannya dengan Prabowo Subianto, hingga pengakuannya yang kini belum pernah membunuh orang dan soal mitos yang menyebut dirinya kebal peluru.
Meski tubuhnya kecil, nyali cowok kelahiran Timtim (kini Timor Leste) 45 tahun kemudian ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali beliau dijebak dan dibacok 16 tusukan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu kadab, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke pecahan belakang kepala tapi tak juga menciptakan nyawa cowok berambut keriting ini tamat. Ada isu beliau memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang hero di Badui Dalam.
Pada suatu kesempatan ada yang mencoba menanyakan salah satu mitos yang beredar di kalangan masyarakat yaitu apakah Hercules kebal peluru? Dengan tersenyum Hercules, membantah hal itu. “Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat alasannya berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu menciptakan saya selamat,” uangkapnya.
Di balik cerita-cerita angker mengenai dirinya, jarang yang mengetahui bahwa ternyata Hercules yaitu peserta penghargaan Bintang Seroja dari pemerintah, ketika bergerilya di Timor Timur.
Di balik sosok yang menyeramkan ini juga , ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak insiden kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi belum dewasa korban kebakaran. Begitu juga kadab terjadi tragedi alam tsunami di beberapa wilayah, Hercules memdiberi sumbangan beras dan pakaian. Soal beras, memang tidak menjadi soal baginya alasannya Hercules mempunyai tujuh hektar sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat. Bahkan juga sumbangan materi bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules yaitu kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.
Maka jangan kaget kalau Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, kadab Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal semoga forum pendidikan itu sanggup terus berjalan dan berkembang.
Hercules pun aktif duduk sebagai salah satu pimpinan di situ.
Walau bertahun-tahun mengembara di negeri orang, tapi sosok Hercules tetap berpegang teguh pada skor-skor budaya Timor Leste. Hal ini terlihat terang ketika sejumlah armada Koran ini bertandang ke kediamannya yang terletak daerah Kebun Jeruk, Jakarta, pada medio Juni 2004. Kedatangan armada STL yang dikomandoi Godinho Barros, yang tidak lain yaitu saudara sepupu Hercules diterima dengan penuh kekeluargaan.
Menurut pegakuan Hercules , beliau beberapa kali berurusan dengan kepolisian. Meski pernah dipenjara beberapa waktu, Hercules mengakui hingga ketika ini dirinya belum pernah sekali pun melaksanakan tindakan pembunuhan dan pemerasan. Dalam kasus penyerangan ke kamar Jenazah RSCM, Hercules menyebutkan ketika itu ditahan selama 60 hari dan pada kasus Indopos, dirinya ditahan selama 40 hari.
“Saya tidak pernah ditahan alasannya membunuh orang, memeras orang. Nama saya di kepolisian masih membersihkan. Mudah-gampangan tidak ada,” ucapnya.
Dalam kasus premanisme, lanjut Hercules, preman berasal dari kata free-man yang berarti orang bebas. Banyaknya preman yang muncul dikarenakan problem pendidikan dan tidak dimilikinya keterampilan untuk berkembang. Namun kalau preman itu melaksanakan tindakan kekerasan maka yaitu tanggung balasan kepolisian untuk menindaknya.
Biasanya preman ini berakhir bekerja sebagai debt collector. Hercules pun juga mengakui dirinya pernah bekerja debt collector.”Ya kalau tidak dibayar ya saya tagih,” katanya.
Mengenai pertobatannya, beliau mengungkapkan bahwa semenjak tahun 2006 lalu, beliau memutuskan memulai pertobatannya. Kini Hercules mengaku memasuki dunia bisnis ibarat kapal, dan perikanan. “Manusia hidup sementara. Mati akan dipanggil satu-satu, tinggal menunggu kematian. Sekarang, saya sadar, saya bertobat, masuk dunia bisnis dan membantu insan yang membutuhkan,” kata Hercules yang menyebut pertobatan Hercules ini dimulai semenjak 10 tahun yang lalu.
Hercules pun menciptakan ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan ormas ini Hercules berharap sanggup membantu masyarakat lainya yang tidak sengaja musibah.
Kalau dityanya soal kedekatan Hercules dengan Prabowo. Hercules menegaskan bahwa dirinya dengan Prabowo Subianto mempunyai kedekatan penuh amarah. Hal itu dikarenakan dirinya bersama Prabowo yaitu alumni dari Timor Timur. Namun, tidak hanya kepada Prabowo saja Hercules akrab secara penuh amarah, laki-laki ini juga mengaku akrab dengan orang-orang yang sama-sama berjuang di Timor Timur.(sumber)
Advertisement