Ini yaitu cerita pribadi yang ditulis oleh seseorang, dimana ketika ia bertugas mengadakan penelitian Kriminal disebuah lapas.Kisah Arif anak 8 tahun ini Saya ambil dari sebuah thread di lembaga kaskus, alasannya yaitu tampaknya cerita ini penting untuk dibaca banyak orang.
*******
Well, kesudahannya sehabis menunggu sekian usang berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak ludang kecepeh dari pinggang orang remaja dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia yaitu juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, hebat bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat anak-anak.
Kemampuan berhitungnya tidak mengecewakan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun evaluasi sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia hingga membunuh? Dengan rencana pula?
Kasus ini terjadi knorma dan sopan santun Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun.Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di tempat bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai tempat itu. Latar belakangnya alasannya yaitu si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi.
Berita ini rupanya hingga di indera pendengaran Arif. Malam esok harinya sehabis ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.
"Siapa yang bunuh ayah saya!" teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.
"Gue terus kenapa?" ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.
Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan sempurna mengenai ulu hatinya, laki-laki berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun eksklusif lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.
"Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!" ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai berakal sambil tersenyum. Ternyata semenjak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun berdasarkan saya tergolong ajaib.
Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh kendaraan beroda empat kekebersihanan. Sadar akan hal ini, belakang layar Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.
Pelarian kedua ludang kecepeh kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel wacana fermentasi makanan tape (ingat lho waktu wawancara usianya gres 8 tahun). Dari situ ia menerima gosip bahwa tape mengandung udara kepanasan yang bersifat destruktif terhadap benda keras.
Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, berakal selalu berpuasa alasannya yaitu jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya. Hasilnya sehabis empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak menyerupai tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.
Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi memkebersihankan kamar mandi melihat bejana sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan bejana itu di simpan di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif menentukan tempat persembunyian paling kondusif sebelum memutuskan untuk kabur.
Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, alasannya yaitu tidak pernah satu pun penjaga berani menilik ruang ini. Knorma dan sopan santun tengah malam ia menyelinap keluar dengan memakai besi pegangan bejana untuk membuka pintu dan gembok. Jangan Tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.
Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya budi itu masih berada di sebuah kepala bocah.Pelarian-pelariannya didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Makara dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang kendaraan beroda empat Omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!
Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.
* Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. * Tulisnya singkat.
Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang.
Tapi saya hanya berandai-andai jikalau saja, kudang kecepejakan bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif), tentunya ketika ini anak cerdik dan rajin itu tidak akan berada di tempat menyerupai ini.Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berkhasiat untuk hal yang lain.
Arif hanyalah anak pedagang sayur miskin, sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Apakah itu yang namanya keadilan?,TAJAM KEBAWAH NAMUN TUMPUL KEATAS,,.(Sumber: kaskus.co.id/thread)
Advertisement